Teori kontroversial tentang evolusi manusia mendapat dukungan. Dalam
teori yang digagas oleh seorang biolog Inggris bernama Sir Alister Hardy itu
dinyatakan bahwa manusia berevolusi dari kera akuatik yang banyak menghabiskan
hidupnya di air.
Salah satu pendukung teori yang pertama kali dicetuskan 50 tahun lalu
ini adalah ilmuwan bernama David Attenborough. Para pendukung teori tersebut
akan mengadakan konferensi di Inggris minggu depan.
Proses evolusi manusia, menurut teori tersebut, bermula ketika kera
akuatik bermigrasi ke daratan. Ketika bermigrasi, kera akuatik itu kehilangan
bulu-bulu, mulai berdiri tegak untuk menjaga kepala tetap di atas air, serta
mulai mengembangkan volume otak yang besar.
Ada beberapa bukti yang mendukung teori ini. Misalnya, nenek moyang
manusia selama jutaan tahun hidup di dekat wilayah perairan. Selain itu,
manusia memiliki rongga sinus yang besar. Ciri itu sesuai dengan yang dibutuhkan
di air, mendukung gaya apung ketika di air.
Ciri lain adalah lapisan lemak yang dimiliki manusia. Ini membedakan
manusia dengan kera besar lain. Lapisan lemak sendiri dikembangkan oleh hewan
air untuk menjaga suhu tetap hangat di dalam air.
Beberapa ilmuwan setuju dengan teori tersebut. Namun, beberapa yang
lain menanggapi skeptis. Chris Stringer dari Natural History Museum di London
mengatakan, penjelasan soal evolusi dari kera akuatik itu masuk akal, tetapi
rentang waktunya tak sesuai.
Stringer, seperti dikutip Daily Mail, Senin (29/4/2013),
mengungkapkan, "Jika memang mereka asal usul kita, akan butuh waktu jutaan
tahun di ekosistem air dan tidak ada bukti untuk hal ini. Ini belum
mempertimbangkan faktor seperti adanya buaya yang membuat ekosistem sangat
berbahaya."
Meski demikian, pendukung teori evolusi dari kera akuatik ini tetap
kukuh pada pendapatnya. Mereka mengajukan bukti biokimiawi, di antaranya soal
Docosahexaenoic acid (DHA), asam lemak omega 3 yang ditemukan pada makanan
laut. Senyawa itu memicu pertumbuhan otak pada mamalia.
Michael Crawford dari Imperial College London mengungkapkan bahwa
tanpa DHA, manusia takkan mengalami perkembangan otak yang signifikan. Hal itu,
menurut pendukung teori tersebut, adalah bukti bahwa manusia berevolusi dari
primata air.