Peneliti katak dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir
Hamidy, mengabarkan lewat surat elektronik penemuan spesies baru katak dari
pulau para dewa, Bali.
Spesies katak yang ditemukan berukuran kecil. Pejantan dewasanya saja
berukuran hanya 16 - 17 mm atau cuma sebesar kuku manusia. Amir dan rekan
penelitinya menamai spesies tersebut Microhyla orientalis.
Analisis DNA mitokondria menunjukkan bahwa M. orientalis memiliki
kekerabatan dekat dengan M. mantheyi, M. borneensis, dan M. malang. Ketiganya
dimasukkan dalam sub-grup dari spesies M. borneensis.
Kenampakan spesies M. orientalis dari samping.
Katak sub-grup M. borneensis memiliki karakteristik berkembang biak di
wilayah air tenang, kecuali M. borneensis sendiri yang berkembang biak di
tempat unik, kantung tumbuhan kantung semar.
Sub-grup M. borneensis ditemui dari wilayah Thailand, Sumatera, dan
Kalimantan. Spesies M. oroentalis sendiri merepresentasikan penyebaran di
wilayah paling timur dari sub-grup ini. Karenanya, spesies katak dari Bali ini
dinamai "orientalis".
Dalam publikasi di jurnal Zootaxa yang terbit Jumat (14/6/2013), tim
peneliti yang dipimpin Masafumi Matsui dari Kyoto University mengutarakan bahwa
M. orientalis memiliki ciri-ciri khas.
Ciri-ciri uniknya antara lain memiliki corak garis pada punggung,
corak garis hitam pada bagian samping yang memanjang dari mata hingga setengah
badan, dan moncong bulat. Sementara, perbedaan jari kaki cukup ekstrem. Jari
pertama tak sampai seperlima dari jari ketiga.
Jari tangan (kaki depan) kiri (A) dan kaki (B) dari jantan spesies M.
orientalis.
Sejauh ini, spesis baru ini hanya ditemui di wilayah Wongaya Gede dan
Batukaru, Bali, di persawahan berketinggian 435 - 815 meter di atas permukaan
laut. Di Wongaya Gede, suara riuh katak jenis ini sering ditemui di bulan Juli,
sementara di Batukaru jarang ditemui di awal Agustus.
Bali diketahui merupakan batas barat dari garis Wallace, garis yang
memisahkan wilayah hewan Asia dan Australasia. Garis ini dideskripsikan oleh Alfred
Wallace saat datang ke Indonesia pada abad 19 dan menyadari perbedaan fauna
Indonesia antara wilayah yang terpisah garis itu.
Karena memiliki beberapa spesies Microhyla, Bali dipercaya menyimpan
rahasia evolusi katak golongan tersebut. Sejauh ini, spesies microhyla lain
yang ditemukan di Bali adalah M. palmipes dan M. achatina. (Yunanto Wiji Utomo/kompas)