Ilustrasi Rekayasa Genetik (m.republiks.co.id) |
Rekayasa
genetik pada manusia merupakan salah satu isu kontroversial dalam dunia sains.
Namun baru baru ini para peneliti dari Tiongkok telah berhasil melakukan proses
rekayasa gen pada embrio manusia yang
notabene melanggar kode etis dalam dunia sains.
Para
Peneliti di Tiongkok mengatakan bahwa
eksperimen yang dianggap kontroversial tersebut
bertujuan untuk mengatasi berbagai penyakit genetik, seperti penyakit Tay-Sachs sebuah penyakit yang
ditandai kemunduran mental dan fungsi tubuh secara drastis akibat suatu gen
resesif pada autosom.
Ilustrasi Penurunan Penyakit Tay-Sachs (hwww.taysachsdisease.com) |
Permasalahan
rekayasa genetik pada manusia sampai saat
ini masih menimbulkan polemik di kalangan ilmuwan dan masyarakat.
Beberapa kelompok yang menentang eksperimen ini berpendapat bahwa pasien tidak akan mampu menerima embrio yang gen-nya telah
direkayasa. Selain itu kelompok ini juga khawatir akan muncul dampak buruk yang
tidak diprediksi sebelumnya oleh para ilmuwan.
Kekhawatiran akan akibat buruk rekayasa gen pada manusia ini akhirnya diwujudkan dengan dirilisnya op-ed di jurnal ilmiah Nature beberapa waktu yang lalu. Op-ed ini berisi himbauan untuk menghentikan berbagai macam eksperimen rekayasa gen pada embrio manusia sebelum ada keputusan yang menyakut kode etis isu ini diputuskan. Akhirnya sebagai respon dari banyaknya kontroversi yang timbul, jurnal Ilmiah Nature dan Science menolak untuk mempublikasikan hasil penelitian para peneliti Tiongkok tersebut.
Namun
demikian para peneliti di Guangzhou,
Tiongkok berencana untuk tetap melanjutkan
eksperimen tersebut dengan menggunakan
embrio yang tak hidup. Para
peneliti menggunakan enzim CRISPR/Cas9 yang berguna untuk mengikat beberapa gen tertentu, sebelum
menyambungnya pada rangkaian kromosom. Dengan demikian, beberapa bagian kecil
dari gen yang penyebab penyakit genetis dapat diisolasi kemudian akan dibuang.
DNA yang
telah direkayasa tersebut kemudiaan
transplantasikan ke 86 embrio. Hailnya setelah dua hari, 27 embrio berhasil
berkembang meskipun belum sempurna, 27
embrio yang berhasil berkembang mengandung materi genetik yang diharapkan oleh
para ilmuwan sebelum memodifikasi embrio tersebut.