Gak sabar menunggu Hp terisi penuh, padahal anda harus segera pergi?? Saya
yakin setiap orang pasti pernah mengalami hal seperti itu. Baterai Gadget yang rata
rata membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk terisi penuh, tentunya akan sangat
merepotkan apabila kita dalam kondisi yang tergesa gesa.
Diagram Kerja Baterai Aluminium (dailyscience) |
Para ahli dari Stanford University sedang melaksanakan riset untuk
menciptakan baterai supercepat yang bisa
di isi penuh dalam waktu 1 menit, sehingga kita tidak perlu berlama lama
menunggu baterai penuh. Baterai ini tersusun dari aluminium sebagai anoda yang bermuatan
negatif dan grafit untuk katoda yang bermuatan positif, yang terendam dalam cairan elektrolit yang bersifat ionik. Lebih
menarik lagi baterai ini dibungkus oleh kantong dari bahan polimer yang
elastis, sehingga cocok dengan perkembangan gadget yang mengarah pada device
yang bisa ditekuk alias fleksibel.
Baterai yang sedang dikembangkan ini memiliki banyak keunggulan bila
dibandingkan dengan baterai yang telah ada. Selain dapat di charge dalam waktu yang
singkat, baterai ini sangat aman karena memiliki elektrolit berupa “garam cair”
tidak seperti baterai biasa dengan elektrolit berupa alkaline yang berbahaya
bila terlepas ke lingkungan dan baterai dengan lithium-ion yang rawan meledak bila
panas. Dari sisi harga kelak bila sudah siap digunakan kemungkinan harganya
lebih murah dari pada baterai yang sudah ada, hal ini disebabkan karena harga
aluminium sebagai bahan baterai jauh lebih murah dari lithium, nikel dan
cadmium yang digunakan pada baterai konvensional.
Jenis jenis baterai yang dipakai saat ini. |
Dari segi ketahanan, baterai aluminium ini jauh meninggalkan baterai
yang sudah ada. Hasil pengujian menunjukkan bahwa prototype baterai masa depan
ini sanggup bertahan dalam 7.500 siklus pengisian ulang tanpa kehilangan
kapasitas, tidak seperti baterai baterai lithium-ion yang bertahan sekitar 1.000 siklus, sebelum
mengalami penurunan kapasitasnya. Namun ada kelemahan utama dari baterai ini,
setelah pengisian ulang baterai ini hanya dapat menghasilkan tegangan kurang
lebih dua volt, atau setengah dari tegangan baterai teknologi lithium-ion yang
kita pakai di gadget kita.
Sumber : dailyscience.co.uk