Pakar astronomi, untuk pertama kalinya, berhasil melihat
"buntut" dari tata surya kita yang disebut heliotail.
Dalam pernyataan NASA, Rabu (10/7) bentuk heliotail mirip empat lembar daun
semanggi. Sebelumnya memang sudah lama diasumsikan bahwa tata surya kita
memiliki ekor, sama seperti komet. Layaknya objek yang bergerak melalui medium
lain, seperti meteor di atmosfer Bumi, menyebabkan partikel membentuk aliran
yang membuntuti di belakangnya.
Namun, ekor dari gelembung Matahari selama ini belum pernah
terdokumentasi sebelumnya. Penemuan ekor ini akhirnya bisa terwujud menggunakan
Interstellar Boundary Explorer (IBEX) milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS
(NASA). Wahana sebesar meja kopi ini memang dirancang untuk mempelajari tubir
tata surya, peneliti menyebut ekor ini sebagai heliotail. "Dengan mempelajari atom netral, IBEX
menemukan bukti pertama dari heliotail" kata David McComas, pemimpin
penelitian dan kepala investigator IBEX di Southwest Research Institute, San
Antonio, Texas.
Foto heliotail ini didapat dengan menggabungkan pengamatan dari tiga
tahun pertama tamsil IBEX. Tim peneliti memetakan sebuah ekor yang menunjukkan
kombinasi dari partikel yang bergerak cepat dan lambat. Ada dua cuping partikel
lambat di bagian samping, sementara partikel cepat di bagian atas dan bawah. Dengan
keseluruhan struktur terpuntir, seperti mengalami tarikan dan dorongan medan
magnet di luar sistem tata surya. Cuping dari helio tai lini juga tidak sejajar
sempurna dengan tata surya.
Meski data yang dihasilkan IBEX cukup luar biasa, peneliti masih belum
bisa mengukur panjangnya secara tepat. Mereka hanya bisa menduga kemungkinan
ekor ini membentang sekitar 1.000 kali jarak antara Matahari dan Bumi. Pengamatan
lebih lanjut dengan IBEX diharapkan bisa mendeteksi perubahan ekor ini ketika
Matahari mengalami siklus sebelas tahunan -puncaknya terjadi pada 2013 ini.
(NASA, Space.com)