Hasil penelitian yang dilakukan oleh Erick Mamajek dari University of
Rochester di New York mengungkap, mengungkapkan bahwa bintang yang disebut Scholz,
sekitar 70.000 yang tahun Lalu telah telah mengunjungi batas luar tatasurya
kita. Bintang tersebut tidak datang sendirian, tetapi dikawal oleh sebuah bintang katai coklat, bintang yang
gagal mengalami reaksi fusi karena massa-nya terlalu kecil.
Bintang tersebut kini berjarak 20 tahun cahaya dari Matahari, namun
menurut penelitian yang dimuat dalam The
Astrophysical Journal Letters, 70.000 tahun lalu, bintang tersebut pernah berada
di Awan Oort, ujung tatasurya yang menjadi rumah bagi komet komet yang kita kenal.
Mamajek berhasil mengungkap fakta tersebut dengan meneliti posisi
bintang itu saat ini, perubahan posisinya terhadap Matahari, dan pergerakan di
langit (tangential motion). Terungkap, Scholz saat ini berada pada jarak 20
tahun cahaya. Namun, tangential motion bintang itu sangat lambat, menjadi
indikasi bahwa bintang katai merah itu sedang menuju atau menjauh dari tata
surya.
Analisis kecepatan radial bintang yang dilakukan kemudian mengonfirmasi
bahwa bintang tersebut sedang bergerak menjauh dari tata surya. Artinya,
bintang itu pernah masuk ke tata surya kita pada masa lalu. Berdasarkan
kalkulasi gerak, Mamajek memperkirakan bahwa Scholz menyenggol tata surya
sekitar 70.000 tahun yang lalu. Jarak terdekat yang dicapai bintang itu adalah
0,8 tahun cahaya dari Matahari atau 7,6 triliun kilometer.
Menurut Mamajek, setiap 100.000 tahun, selau ada bintang yang mendekati
tata surya. Namun,untuk jarak sedekat bintang
Scholz, hanya terjadi setiap 9 juta tahun sekali. Ketika mendekati Awan Oort,
bintang asing berpotensi menganggu kestabilan dan menyebabkan sejumlah komet
terlempar ke bagian dalam tata surya. Namun, menurut Mamajek, hal itu tidak
terjadi kala Scholz datang.
"Ada triliunan komet di Awan Oort dan beberapa dari mereka
mungkin terganggu oleh obyek itu (Scholz). Namun, sejauh ini sepertinya
kemungkinannya kecil bintang itu memicu hujan komet (di Bumi)," ungkap
Mamajek.
"Jadi, merupakan sebuah kebetulan yang aneh kita bisa mengetahui
adanya bintang yang melintasi tata surya dalam kurun waktu 100.000 tahun
terakhir," ungkap Mamajek seperti dikutip BBC, Rabu (18/2).
Sumber ; dailymail.co.uk