Misteri Air di Permukaan Mars

.
Meskipun permukaan Mars saat ini dingin dan kering, namun tak ragukan lagi bahwa air pernah menggenangi permukaan planet Mars, bahkan penelitian terbaru NASA memperkirakan bahwa seperlima bagian permukaan Planet Merah tersebut pernah ditutupi oleh samudra.

Ada berbagi macam bukti yang menunjukkan bahwa Mars pernah memiliki air dalam bentuk cair, Bukti yang paling baru adalah sampel bubuk batuan Mars yang diambil oleh Robot Penjelajah Curiosity saat mengeksplorasi dasar ceruk Kawah Gale, yang berada di ekuator Mars. Setelah sampel ini di analisa ditemukan kandungan 20-30% smectite - kelompok mineral lempung yang hanya bisa terbentuk kalau ada air yang menggenang.
Jika memang samudera dan sungai menggenang di permukaan Mars, namun kemanakah air-air tersebut sekarang?? Sampai sekarang hal tersebut masih merupakan misteri yang terus diselidiki.

Para ilmuwan meyakini penyebab utama hilangnya air ini ialah matahari yang mengupas atmosfer planet tersebut, molekul demi molekul, selama milyaran tahun.

Sebuah misi baru dari NASA yang disebut dengan Maven (Mars Atmosphere and Volatile Evolution)
diluncurkan dan mulai September 2014, Maven mengorbit di sekitar Mars dan mengamati lapisan gas tipis yang tersisa di langit Mars.



Maven bertugas mempelajari sejarah atmosfer planet tersebut, bagaimana perubahan iklim yang terjadi dan bagaimana pengaruh iklim tersebut mempengaruhi habitat potensial (setidaknya bagi mikroba) di permukaan Mars.Selain itu Maven juga bertugas untuk mempelajari radiasi kosmik yang diterima planet Mars baik yang berasal dari matahari dan sumber kosmik lainnya, serta bagaimana dampak gasnya pada atmosfer bagian atas Mars.

Bukti Mars lebih hangat, lebih dingin dari Bumi telah ada selama berpuluh-puluh tahun. Bebatuan kuno menyimpan tanda bukti interaksi  kimiawi dengan air pada masa lalu. Permukaan planet dipenuhi penampakan geologi yang terukir air seperti kanal, dasar sungai yang mengering, danau delta dan endapan sedimen lainnya.

"Atmosfer harus lebih tipis agar planet lebih hangat dan lembab. Pertanyaanya adalah ke mana karbondioksida dan air pergi?", kata Jakosky.

Ada dua tempat ke mana Atmosfer dapat pergi: turun ke dalam tanah atau naik ke angkasa. Ilmuwan mengetahui sejumlah karbodioksida planet berakhir di permukaan dan bergabung dengan mineral di lapisan kerak. Tetapi sejauh ini, persediaan dalam lapisan tanah tidak cukup untuk menghitung lebih awal, atmosfer Mars yang tebal memerlukan air pada permukaanya.

Sebaliknya, ilmuwan mencurigai jika atmosfer hilang ke angkasa, sebuah proses yang dimulai sejak empat juta tahun yang lalu saat medan magnet pelindung planet mati.

"Jika Anda memiliki medan magnet global, ini akan menyebabkan angin panas (solar wind) menjauh.  Ini (medan magnet) mendorong angin panas sehingga tak dapat mengupas atmosfer," kata Jakosky.

Tanpa medan magnet, Mars menjadi matang karena radiasi matahari dan kosmik, sebuah proses yang berlanjut hingga hari ini.